Home

Thursday, October 8, 2015

Keragaman Bahasa Indonesia dari Beberapa Unsur/Segi

Bahasa Indonesia memiliki keragaman bahasa yang dapat dilihat dari berbagai segi, berikut ini adalah uraian dari ragam bahasa berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):

  • Ragam bahasa baku, yaitu bahasa yang oleh penuturnya dipandang sebagai ragam yang baik (mempunyai prestis tinggi), biassanya dipakai di kalangan terdidik, dalam karya ilmiah, suasana resmi atau di surat resmi
  • Ragam bahasa lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media lisan, terikat oleh ruang waktu sehingga situasi pengungkapan dapat membantu pemahaman.
  • Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis, tidak terikat ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai pada sasaran secara visual.
  • Ragam bahsa resmi atau formal adalah ragam bahasa yang dipakai dalam situasi resmi misalnya surat dinas dan situasi pengadilan.
  • Ragam bahasa tidak resmi atau tidak formal adalah ragam bahasa yang sebagian ditandai oleh penggunaan slang (ragam bahasa yang digunakan oleh kaum remaja atau kelompok social tertentu untuk berkomunikasi intern sebagai usaha supaya orang-orang atau kelompok lain tidak mengerti) dan elipsis (peniadaan kata atau satuan lain yang wujud asalnya dapat diramalkan dari konteks bahasa atau konteks luar bahasa) dan digunakan di lingkungan yang akrab

Ragam atau variasi bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Variasi bahasa ini ada dua pandangan, variasi dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa.

Ragam bahasa Indonesia yang digunakan oleh masyarakat yang tinggal di lingkungan terminal tentu saja akan berbeda dengan ragam bahasa masyarakat yang hidup di lingkungan perumahan, ragam bahasa guru pasti berbeda dengan ragam bahasa pedagang, atau ragam bahasa tokoh-tokoh masyarakat akan berbeda dengan ragam bahasa masyarakat biasa, begitu pun ragam bahasa orang-orang yang memiliki tingkat perekonomian rendah umumnya berbeda dengan ragam bahasa orang-orang kaya. Bangsa Indonesia pada zaman sekarang memang sudah tidak mengenal kasta, namun dengan adanya ragam tersebut sedikitnya memberi gambaran pada kita bahwa “kasta bahasa” masih ada. Simpulan tersebut berlandasakan pada pernyataan Chaer (2004: 39) yang menyatakan bahwa bahasa pun ada hubungannya dengan tingkatan sosial di dalam masyarakat.

Adanya tingkatan sosial dalam masyarakat dapat dilihat dari dua segi: pertama, dari segi kebangsawanan, kalau ada; dan kedua, dari kedudukan sosial yang ditandai dengan tingkatan pendidikan dan keadaan perekonomian yang dimiliki. Biasanya yang memiliki pendidikan lebih baik memperoleh kemungkinan untuk memperoleh taraf perekonomian yang lebih baik pula. Tetapi ini tidak mutlak. Bisa saja taraf pendidikannya lebih baik, namun, taraf perekonomiannya kurang baik. Sebaliknya, yang memiliki taraf pendidikan kurang, tetapi memiliki taraf perekonomian yang baik.


Referensi:

Tukan, Paulus. 2007. Mahir Berbahasa Indonesia 1. Jakarta: Yudhistira (https://books.google.co.id/books?id=6acD5M9gpM4C&pg=PA28&lpg=PA28&dq=keragaman+bahasa+indonesia+dari+beberapa+segi&source=bl&ots=yjwZQovVGN&sig=IOMH9THHhaqm7F5a-7SgXm5a6GU&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=keragaman%20bahasa%20indonesia%20dari%20beberapa%20segi&f=false)

Yeni Rostikawati, M.Pd., 2014, PERBEDAAN RAGAM BAHASA MASYARAKAT YANG DIPENGARUHI OLEH IDENTITAS SOSIAL. (http://yeni-rostikawati.dosen.stkipsiliwangi.ac.id/2014/10/perbedaan-ragam-bahasa-masyarakat-yang-dipengaruhi-oleh-identitas-sosial/)

No comments:

Post a Comment